Sabtu, 04 Oktober 2014

Satu Dua dan Tiga Keajaiban

Dari Waktu ke Waktu Tahun 2012 - 2013 (SMP)
Suatu waktu yang aku sendiri telah lupa kapan tepatnya kejadian ini terjadi. Aku mengikuti sebuah acara yang diadakan oleh RUBEEK. Hari pertama saat yang para peserta lainnya belum datang, aku membantu panitia yang mengurus game dan berbagai macam hal lainnya. Setelah itu acarapun berjalan sebagaimana mestinya. Di hari kedua saat selesai acara, aku melihat ada kakak panitia yang seperti mencari2 sesuatu di kolam empang, karena penasaran jadi kubantu deh. Ternyata ia sedang mencari pipa yang digunakan untuk game yang tercebur ke empang yang burem dan tidak memungkinkan seseorang melihat hingga ke dasar empang tersebut. Setelah beberapa menit berputar-putar dan tidak ketemu, aku berjalan ke pinggir empang dan sempat terlintas di pikiranku, kalau pipa segede itu ngegelinding terus nyebur kayaknya gak bakalan jauh dari pinggir. Tetap saja tidak ketemu, akupun bertanya ke panitia seperti apa pipanya (padahal sudah tahu), "yang tadi dipake untuk lomba tuh" kata kakak panitia yang di pinggir empang, (udah mandi dan bersih2). Akupun berkata sambil menyelamkan tanganku "seperti ini?" Ketika aku mengangkat tangan ku, aku sudah mengangkat pipa yang terdapat banyak lubang di permukaannya. Yah, ini hanya satu dari ribuan kejadian yang aku sendiripun tak tahu mengapa.

Suatu ketikaada ulangan pelajaran yang sebenernya aku sedikit bermasalah. Kalau mau tahu pelajaran apa itu, tentu saja PKN. Ulangan pkn dan aku pada saat itu belum belajar sama sekali. Dengan pasrah kukerjakan soal pg dengan modal keberuntungan belaka. Kalian pasti tahu metode hitung kancing atau mengundi jawaban di pg, nah aku juga menggunakannya nyaris di seluruh soal. Mungkin hanya satu atau dua yang kujawab karena aku tahu itu jawabannya. Ketika nilainya keluar, aku sangat terkejut, di tanganku ada kertas ulanganku yang bertuliskan nilai 90. Mungkin tidak terlalu besar, tapi cukup menakjubkan untuk orang yang mengerjakan 90% soal dengan mengandalkan keberuntungan. Penjelasan sekilas tentang soal, ada 10 soal pg yang membahas tentang bela negara. Aku hanya menjawab dengan yakin UU tentang bela negara, tapi ternyata malah itu yang salah. (Dengan kata lain, semua yang kuundi adalah jawaban yang benar)

Ujian basket, mata pelajaran olahraga yang tidak bisa aku ikuti. Mungkin kalau aku bermain akan ada satu dua tiga empat atau lima orang yang akan terluka. Asal aku main biasa semuanya tidak apa sih, tapi aku bahkan tidak bisa ngeshoot bola ke gawang ataupun dribble bola. Saat itu ujiannya shoot bola dari titik penalti. Aku yang tidak bisa main bola basket sekalipun ngeshoot dengan harapan bolanya masuk. Akhirnya dari 3 lemparan 2 yang masuk. Yang jago main basket malah cuma 1 yang masuk.

Pulang sekolah badan lemes, berharap langsung pulang ke rumah tanpa harus naik angkot (males nunggunya). Walau bel telah berbunyi sejak tadi, aku masih berada di sekolah ini bersama dengan anak-anak yang jemputannya belum datang. Demi membuang rasa bosan, kami bermain bola di lapangan al-izzah yang sangatlah luas dan berkualitas. Saking berkualitasnya ada satu sampai sepuluh lubang di permukaannya. Tak lama kemudian sang jemputanpun datang. Akupun ikut pulang dengan berjalan hingga perempatan dan menunggu angkot. Inilah yang membuatku malas naik angkot, yang pertama yaitu lama. Setelah dapat angkot, aku langsung bersandar di pojokan sambil membaca novel. Sampailah aku di Rau, yang kedua kalau ngetem angkotnya lebih lama lagi. Dengan sabar aku menunggu sambil membaca hingga akhirnya si angkot jalan. Sampailah aku di Royal. Setelah sampai di Royal, aku ganti angkot dengan angkot jurusan Cijawa. Setelah dapat angkot akupun duduk dengan tenang di dalamnya. Angkot ke Cijawa jarang ngetem dan biasanya kalaupun ngetem gak bakalan lama. Lalu tak beberapa lama kemudian angkotpun melaju. Yang ketiga adalah adanya kemungkinan si angkot akan ganti jurusan. Itulah yang terjadi padaku sekarang ini. Aku diturunkan di pertigaan yang kalau belok kanan berarti ke Cilegon. Akupun mencari angkot lagi. Hari menjelang maghrib dan matahari telah condong jam menunjukan jam 5.45 dan aku masih belum dapat angkot (terhitung sudah 5 menit setelah di turunkan tadi). Tiba-tiba saja ada orang nyamperin dan berkata "dek rumahnya dimana?" akupun menjawab sekedarnya. Ia berkata lagi "mau bareng gak dek, rumah saya di rs. Gak usah bayar kok dek tenang aja," orang tersebutpun menepuk2 jok motornya. Akupun menerima tawarannya dengan sedikit rasa curiga. Selama perjalanan aku hanya terdiam saja, sesekali mengobrol dengan orang tersebut. Aku diantarnya hingga gerbang depan rs. Mau belanja dulu, katanya. Yah, diantar sampe sini dengan gratis saja sudah sangat berarti bagiku. Akupun memperhatikannya terus-menerus hingga ia menyebrang ke indomaret yang ada di depan gerbang rs. Akupun berjalan hingga sejajar persis ke gerbang. Saat itu aku menengok ke belakang dan orang yang tadi mengantarku beserta motornya sudah tak ada di sana. Aku mengira dia sudah pulang, akupun ikut pulang ke rumahku. Dalam kejadian ini ada dua hal yang janggal, yang pertama jarak antara gerbang dan tempat aku berdiri saat itu sangat dekat takkan sampai 5 detik untuk berjalan hingga di gerbang persis mana ada orang belanja dan pergi dari toko tersebut kurang dari 5 detik hingga aku tidak bisa melihatnya lagi. Kalaupun ada mungkin ia bertanya dan barang yang ia tanyakan tidak ada dan langsung pergi. Namun tadi kulihat ia masuk ke dalam dan selayaknya orang belanja muter2 di dalam. Tapi tetap saja aneh kalau naik motor tak mungkin hanya 5 detik. Yang kedua lumayan bikin kulit merinding. Saat sampai rumah, jam yang kupakai dan di dinding rumah menunjukan jam 5.54. Itu berarti aku hanya melewati 9 menit dari Royal hingga ke rumah. Normalnya itu adalah waktu tempuh dari depan gerbang rs menuju ke rumahku (1 km).

Pulang dari Malaysia aku naik pesawat. Aku daintar hingga bandara dan dari situ aku akan sendiri. Itu adalah pengalaman pertamaku naik pesawat sendirian tanpa ada orang yang ku kenal dengan baik. Namun ternyata aku tidak akan sendirian. Saat di loket pemberangkatan aku bertemu dengan tetanggaku yang rumahnya di rs. Sungguh kebetula yang luar biasa. Dari ribuan orang yang ada di dunia aku bertemu tetangga sendiri di bandara ini. Mari kita skip hingga kejadiannya. Saat itu aku transit di medan dan langsung menuju ke pesawat berikutnya yang akan menerbangkanku ke Jakarta. Tadinya aku bersama dengan tetanggaku, namun entah bagaimana aku berpisah dengan mereka. Akupun panik dan bingung antara menunggu atau langsung ke pesawat. Namun akhirnya aku menuju ke pesawat, toh nantinya akan bertemu di loket (setidaknya itulah yang kupikirkan). Ternyata di loket aku menemukan masalah yang lebih serius, aku yang belum menukarkan uang ke rupiah diharuskan membayar Rp. 50.000,- untuk uang (lupa). Akupun bingung, saat itu ada bapak2 yang mungkin melihatku dan langsung memberi orang di loket uang lima puluh ribuan. Dia juga mengantarku hingga ke pesawat, aku tak sempat bertanya apapun karena pesawatku mau berangkat. Akupun hanya dapat tersenyum dan melambaikan tangan padanya dan dalam hati aku berkata “ya Allah, balaskanlah kebaikan orang itu, dan jika datang saat dihisab amalnya, jadikanlah amal ini sebagai pemberat yang lebih berat dari dosa2nya. Amin.” Sejak saat itu aku benar-benar paham maksud dari memberi lebih baik dari pada meminta, lebih tepatnya aku dibuat paham tentang itu. Meski sangat banyak kejadian yang terlewatkan, tapi aku cukupkan sekian karena tanganku juga ada batasnya.

2012-2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar