Sabtu, 04 Oktober 2014

Cerita SA part 1

Dunia memang kejam, setidaknya biarkan diriku memilih masa depanku sendiri. Kenapa? Kenapa hanya aku yang sejak lahir tidak mengenal siapa orang tuaku ini direnggut kebahagiannya? Hei seseorang, tolong diriku ini. Tolong beritahu diriku apakah arti hidupku di dunia ini? Jika memang tak ada, untuk apa aku hidup?
Kerajaan yang sudah tidak lagi mendengar suara rakyatnya dan rajanya pun semena-mena tanpa memikirkan rakyatnya. Kemiskinan terjadi dimana-mana, korupsi, kolusi dan nepotisme sudah menjadi maknan sehari-hari pejabatnya. Siapa juga takkan menginginkan untuk singgah di kerajaan ini, mendengarnya saja pun enggan. Cerita ini dimulai pada kerajaan yang sudah diambang kehancurannya.


Seperti biasa di sebuah pasar yang ramai nan kumuh banyak pedagang yang menjual berbagai barang. Mulai dari makanan seperti roti, buah-buahan, keju, dll. Sampai budakpun dijual di sini. Tersebut disebuah kios terlihat seorang budak legendaris dan sangat terkenal. Ia terkenal akan keahliannya yang tidak dimiliki oleh budak-budak pada biasanya. Salah satu kemampuannya adalah pembawa sial. Konon orang yang menjadi tuannya secara misterius akan menjadi miskin dan bisnisnya akan bengkrut selama budak tersebut ada disisinya. Terlihat di kios tersebut seorang kakek tua yang menjadi majikan budak tersebut. Mungkin ia menjadi orang kesekian kalinya yang terjebak. Bisnisnya hancur dan tinggal budak itu sendirilah yang bisa ia jual. Dari tatapan mata si budak terlihat semua beban yang ia lalui, selama ini. Penyiksaan, cacian serta makian sudah menjadi kegiatan rutin sebelum ia dioper ke majikan lain yang tidak berbeda pula kejamnya. Terdapat banya luka di tubuhnya yang kurus namun berotot itu. Tangannya yang dirantai dililitkan pada sebuah tiang menggantung pasrah tanpa harapan untuk hidup secercahpun.
Dalam keadaan pasar yang ramai itu, tampak seorang lelaki remaja yang mengenakan jubah hitam berjalan seraya melihat-lihat kekanan kirinya mencari sesuatu. Sesekali ia melihat pada kios-kios tertentu tanpa membeli apapun. Tak lama sampailah ia pada kios kakek tua yang bisnisnya hancur gara-gara si budak legendaris tersebut. Ia melihat lamat-lamat pada barang dagangan kakek tua tersebut. Kakek tersebut pun menghampirinya dan mempersilakannya melihat-lihat budak-budaknya yang ia pajang di pasar tersebut. Tanpa memperhatikan kakek tua tadi lelaki ini hanya menatap seorang budak perempuan. "Hei kakek tua, berapa kau jual orang ini?" Sambil menunjuk budak yang legendaris tersebut. "Tidak mahal tuan, hanya 200 keping perak," kata kakek tua penjual budak tersebut dengan wajah cerah akhirnya ada juga yang mau membeli budak yang membawa sial itu. "Mahal sekali kakek tua, bukankah ini orang yang banyak di bicarakan itu?" Dengan sedikit lemas karena rahasianya sudah diketahui dan harga budak tersebut yang sudah sangat murah malah ditawar lagi. "Tuan, kasihanilah hamba yang telah renta, mencari sesuap makanpun sulit. Jika memang harga yang hamba tawarkan memang terlalu mahal maka sebutlah harga yang tuan kehendaki." Dengan memelas kakek tua itu memohon harga yang pantas pada lelaki berjubah hitam tersebut.
"Wajah cukup cantik dan dia masih muda dan kuat, tuan takkan menyesal jika membelinya." Lanjut kakek tua tersebut.
"Oke, aku ambil dia." Kata lelaki itu seraya menjulurkan tangannya yang menggenggam kantong besar. Wajah si kakek pun menjadi sedikit lebih cerah, apalagi setelah tahu apa isi dari kantong tersebut.
"Apakah anda yakin dengan ini tuan, keping emas sebanyak ini?"
"Ambil saja, lalu cepat turunka ia." Lelaki tersebut membalikan badan dan menunggu orang yang barusan dibelinya. Tak lama kemudian kakek tua tersebut memberikan rantai yang terikat ke leher si budak. Lelaki tersebut pun mulai melangkahkan kaki dan pergi meninggalkan pasar tersebut.
Mereka berdua berjalan hingga sampailah mereka berdua pada sebuah tanah lapang yang sama sekali tidak ada orang yang lewat. Dengan pasrah si budak hanya mengikuti tuannya. Tiba-tiba lelaki itu melepaskan rantai yang ada di tangannya dan mengambil sebuah pedang pendek dari balik jubah hitamnya. Perlahan lelaki tersebut melepaskan sarung pedangnya, terlihat dari kilaunya betapa takamnya mata pedang tersebut. Di dalam hati si budak berkata, "orang sepertiku yang bahkan nyawaku tak bernilai dimata orang-orang takkan aneh jika dibeli untuk memuaskan nafsu membunuh."
Sekelebat kilat terlihat di mata si budak, sesuatu mengucur deras dari lehenya. Pandangannya melayang berputar, dan pada detik berikutnya semua terlihat gelap. Angin dingin menerpa kulit pucatnya yang terjatuh begitu saja. Terdengar suara pedang yang dimasukan kembali ke dalam sarungnya. Suara burung gagak pun nyaring terdengar berterbangan di segala penjuru. Terlihat tubuh kaku seorang gadis tergeletak diantara rerumputan.
"Sekarang kau sudah bebas, kau bisa pergi ke tempat manapun yang kau suka, kau bebas merasa aman tanpa takut penyiksaan." Suara lelaki tersebut. Tubuh yang kaku tadi perlahan mulai bergerak. Sambil mengumpulkan nyawa yang tadi sempat melayang.
"Kenapa kau tidak membunuhku?" Tanya mantan budak tadi.
"Kenapa pula aku harus membunuhmu?" Jawab lelaki tersebut.
"Bukankah kau membeliku untuk dibunuh?"
"Kenapa pula aku harus repot-repot membayar sekantong keping emas hanya untuk dibunuh?"
"Aku hanya budak, kebebasan bagiku adalah ketika aku diberi tugas oleh majikanku. Selain itu walau aku engkau bebaskan pun, aku tak punya tempat untuk kembali."
"Gawat!"
"Kenapa?"
"Aku menggunakan semua uangku tadi untuk menebusmu, sekarang aku benar-benar lapar."
"Kalau begitu kenapa kau tadi tidak, menerima harga awalku? Kenapa pula kau harus memberikan seluruh uangmu untuk membeliku?"
"Aku hanya tidak suka."
"Apanya?"
"Aku tidak suka ketika nyawa seseorang dijual dengan murah, bahkan segunung emas pun takkan sanggup untuk menebusnya." Demi mendengar perkataan lelaki tersebut senyum si budak perlahan terkembang, dari matanya perlahan menetes air yang menghangati pipinya. Dalam hati ia berkata "Terima kasih, baru kali ini ada seseorang yang benar-benar menganggapku sebagai seseorang. Aku hanyalah budak hina, hidupku hanyalah bergantung pada majikanku. Aku tidak mempunyai kemampuan dan pengetahuan sama sekali untuk terbang di langit yang tinggi. Tapi ia datang kepadaku, memberikan secerah harapan. Ia memberikan diriku ini kebebasan untuk menjelajahi dunia ini."
"Kenapa kau menangis?" Kata lelaki tersebut. Seketika gadis itu mengusap air matanya berlutut di hadapan si laki-laki yang memasang wajah bingung dan berkata dengan tegas. "Aku Vati mulai hari ini aku adalah pelayan dari anda, aku akan menjadi sayap untuk anda, aku akan menjadi tangan untuk anda, aku akan selalu berada di sisi anda sampai akhir hayatku. Hidupku adalah milik anda, aku akan mengikuti anda kemanapun perginya." Sontak lelaki itu terkejut dan mengambil langkah mundur.
"Aku sudah memutus rantai yang mengikat leher, kaki, dan tanganmu. Sekarang kau bisa bebas pergi ketempat apapun yang kau suka."
"Walau aku sudah tak terikat lagi, namun di dunia ini aku tak memiliki tempat untuk pulang." Sejenak lelaki itu berpikir.
"Aku mengerti, jika kau tidak memilikinya, maka akan kuberikan satu. Aku akan memberikanmu tempat untuk kembali." Dalam hidupnya baru kali ini si budak mengucapkan sumpah setia yang berasal dari hatinya sendiri. Cerita masih terus berlanjut. Namun sekian untuk bagian ini.

Kau Hanya SAMPAH

Kau hanya sampah yang bahkan tak memiliki keberanian untuk bertatap muka. Tapi kau tak menerima hal itu dan terus berusaha untuk merubahnya. Kau hanyalah sampah yang tak tahu tempatmu. Tapi biarlah orang melihatmu sebagai sampah, lalu perlihatkan pada mereka suatu saat apa yang sampah dapat lakukan. Apa yang telah lakukan pada semuanya adalah hal yang tidak penting, apa yang akan kau lakukan mulai sekarang untuk merubah dirimulah yang lebih penting. Kau hanyalah sampah, walalu berusaha sebagaimanapun kau tetap sampah. Walau kau sampah, tapi kau adalah sampah yang mulia. Tak peduli engkau mutiara ataupun sampah, tapi yang penting apa kau berguna atau tidak. Ketahulah bahwa Allah menciptakan semua makhluk, benda dan yang lainnya dengan manfaat bagi sesuatu yang lainnya. Bahkan sampahpun dapat memberikan manfaat. Kau hanyalah sampah, tapi berbahagialah engkau wahai sampah. Berbahagialah karena kau hanya sampah yang selalu dilihat rendah oleh orang lain.

Jika ada orang yang melakukan sesuatu sekenaknya sendiri tanpa mempedulikan perasaan dan keadaan orang lain, maka dia adalah sampah yang sebenarnya. Orang yang tidak dapat melakukan sesuatu bukanlah sampah, tapi ia hanyalah mutiara yang tertutupi lumpur pekat dan terlihat dari luar seperti sampah yang tak berguna. Kau hanya sampah yang belum mengetahui cara menyingkirkan lumpur yang menyelimuti mutiaramu. Tak apa kau dikira sampah, tak apa kau dilihat rendah, tak apa kau bermulut besar, tapi kau harus membuktikan omong besarmu itu. Tunjukkan pada mereka yang menatapmu rendah dan tak bisa berbuat apapun yang kau bisa. Tunjukkan pada mereka apa akibat bila menghina sampah seperti kau. Kau adalah sampah, tidak berubah kapanpun, tapi karena kau sampah kau adalah yang paling hebat dan paling kuat juga bijaksana. Ingat pelaut ulung tidak lahir di laut yang tenang.

Satu Dua dan Tiga Keajaiban

Dari Waktu ke Waktu Tahun 2012 - 2013 (SMP)
Suatu waktu yang aku sendiri telah lupa kapan tepatnya kejadian ini terjadi. Aku mengikuti sebuah acara yang diadakan oleh RUBEEK. Hari pertama saat yang para peserta lainnya belum datang, aku membantu panitia yang mengurus game dan berbagai macam hal lainnya. Setelah itu acarapun berjalan sebagaimana mestinya. Di hari kedua saat selesai acara, aku melihat ada kakak panitia yang seperti mencari2 sesuatu di kolam empang, karena penasaran jadi kubantu deh. Ternyata ia sedang mencari pipa yang digunakan untuk game yang tercebur ke empang yang burem dan tidak memungkinkan seseorang melihat hingga ke dasar empang tersebut. Setelah beberapa menit berputar-putar dan tidak ketemu, aku berjalan ke pinggir empang dan sempat terlintas di pikiranku, kalau pipa segede itu ngegelinding terus nyebur kayaknya gak bakalan jauh dari pinggir. Tetap saja tidak ketemu, akupun bertanya ke panitia seperti apa pipanya (padahal sudah tahu), "yang tadi dipake untuk lomba tuh" kata kakak panitia yang di pinggir empang, (udah mandi dan bersih2). Akupun berkata sambil menyelamkan tanganku "seperti ini?" Ketika aku mengangkat tangan ku, aku sudah mengangkat pipa yang terdapat banyak lubang di permukaannya. Yah, ini hanya satu dari ribuan kejadian yang aku sendiripun tak tahu mengapa.

Suatu ketikaada ulangan pelajaran yang sebenernya aku sedikit bermasalah. Kalau mau tahu pelajaran apa itu, tentu saja PKN. Ulangan pkn dan aku pada saat itu belum belajar sama sekali. Dengan pasrah kukerjakan soal pg dengan modal keberuntungan belaka. Kalian pasti tahu metode hitung kancing atau mengundi jawaban di pg, nah aku juga menggunakannya nyaris di seluruh soal. Mungkin hanya satu atau dua yang kujawab karena aku tahu itu jawabannya. Ketika nilainya keluar, aku sangat terkejut, di tanganku ada kertas ulanganku yang bertuliskan nilai 90. Mungkin tidak terlalu besar, tapi cukup menakjubkan untuk orang yang mengerjakan 90% soal dengan mengandalkan keberuntungan. Penjelasan sekilas tentang soal, ada 10 soal pg yang membahas tentang bela negara. Aku hanya menjawab dengan yakin UU tentang bela negara, tapi ternyata malah itu yang salah. (Dengan kata lain, semua yang kuundi adalah jawaban yang benar)

Ujian basket, mata pelajaran olahraga yang tidak bisa aku ikuti. Mungkin kalau aku bermain akan ada satu dua tiga empat atau lima orang yang akan terluka. Asal aku main biasa semuanya tidak apa sih, tapi aku bahkan tidak bisa ngeshoot bola ke gawang ataupun dribble bola. Saat itu ujiannya shoot bola dari titik penalti. Aku yang tidak bisa main bola basket sekalipun ngeshoot dengan harapan bolanya masuk. Akhirnya dari 3 lemparan 2 yang masuk. Yang jago main basket malah cuma 1 yang masuk.

Pulang sekolah badan lemes, berharap langsung pulang ke rumah tanpa harus naik angkot (males nunggunya). Walau bel telah berbunyi sejak tadi, aku masih berada di sekolah ini bersama dengan anak-anak yang jemputannya belum datang. Demi membuang rasa bosan, kami bermain bola di lapangan al-izzah yang sangatlah luas dan berkualitas. Saking berkualitasnya ada satu sampai sepuluh lubang di permukaannya. Tak lama kemudian sang jemputanpun datang. Akupun ikut pulang dengan berjalan hingga perempatan dan menunggu angkot. Inilah yang membuatku malas naik angkot, yang pertama yaitu lama. Setelah dapat angkot, aku langsung bersandar di pojokan sambil membaca novel. Sampailah aku di Rau, yang kedua kalau ngetem angkotnya lebih lama lagi. Dengan sabar aku menunggu sambil membaca hingga akhirnya si angkot jalan. Sampailah aku di Royal. Setelah sampai di Royal, aku ganti angkot dengan angkot jurusan Cijawa. Setelah dapat angkot akupun duduk dengan tenang di dalamnya. Angkot ke Cijawa jarang ngetem dan biasanya kalaupun ngetem gak bakalan lama. Lalu tak beberapa lama kemudian angkotpun melaju. Yang ketiga adalah adanya kemungkinan si angkot akan ganti jurusan. Itulah yang terjadi padaku sekarang ini. Aku diturunkan di pertigaan yang kalau belok kanan berarti ke Cilegon. Akupun mencari angkot lagi. Hari menjelang maghrib dan matahari telah condong jam menunjukan jam 5.45 dan aku masih belum dapat angkot (terhitung sudah 5 menit setelah di turunkan tadi). Tiba-tiba saja ada orang nyamperin dan berkata "dek rumahnya dimana?" akupun menjawab sekedarnya. Ia berkata lagi "mau bareng gak dek, rumah saya di rs. Gak usah bayar kok dek tenang aja," orang tersebutpun menepuk2 jok motornya. Akupun menerima tawarannya dengan sedikit rasa curiga. Selama perjalanan aku hanya terdiam saja, sesekali mengobrol dengan orang tersebut. Aku diantarnya hingga gerbang depan rs. Mau belanja dulu, katanya. Yah, diantar sampe sini dengan gratis saja sudah sangat berarti bagiku. Akupun memperhatikannya terus-menerus hingga ia menyebrang ke indomaret yang ada di depan gerbang rs. Akupun berjalan hingga sejajar persis ke gerbang. Saat itu aku menengok ke belakang dan orang yang tadi mengantarku beserta motornya sudah tak ada di sana. Aku mengira dia sudah pulang, akupun ikut pulang ke rumahku. Dalam kejadian ini ada dua hal yang janggal, yang pertama jarak antara gerbang dan tempat aku berdiri saat itu sangat dekat takkan sampai 5 detik untuk berjalan hingga di gerbang persis mana ada orang belanja dan pergi dari toko tersebut kurang dari 5 detik hingga aku tidak bisa melihatnya lagi. Kalaupun ada mungkin ia bertanya dan barang yang ia tanyakan tidak ada dan langsung pergi. Namun tadi kulihat ia masuk ke dalam dan selayaknya orang belanja muter2 di dalam. Tapi tetap saja aneh kalau naik motor tak mungkin hanya 5 detik. Yang kedua lumayan bikin kulit merinding. Saat sampai rumah, jam yang kupakai dan di dinding rumah menunjukan jam 5.54. Itu berarti aku hanya melewati 9 menit dari Royal hingga ke rumah. Normalnya itu adalah waktu tempuh dari depan gerbang rs menuju ke rumahku (1 km).

Pulang dari Malaysia aku naik pesawat. Aku daintar hingga bandara dan dari situ aku akan sendiri. Itu adalah pengalaman pertamaku naik pesawat sendirian tanpa ada orang yang ku kenal dengan baik. Namun ternyata aku tidak akan sendirian. Saat di loket pemberangkatan aku bertemu dengan tetanggaku yang rumahnya di rs. Sungguh kebetula yang luar biasa. Dari ribuan orang yang ada di dunia aku bertemu tetangga sendiri di bandara ini. Mari kita skip hingga kejadiannya. Saat itu aku transit di medan dan langsung menuju ke pesawat berikutnya yang akan menerbangkanku ke Jakarta. Tadinya aku bersama dengan tetanggaku, namun entah bagaimana aku berpisah dengan mereka. Akupun panik dan bingung antara menunggu atau langsung ke pesawat. Namun akhirnya aku menuju ke pesawat, toh nantinya akan bertemu di loket (setidaknya itulah yang kupikirkan). Ternyata di loket aku menemukan masalah yang lebih serius, aku yang belum menukarkan uang ke rupiah diharuskan membayar Rp. 50.000,- untuk uang (lupa). Akupun bingung, saat itu ada bapak2 yang mungkin melihatku dan langsung memberi orang di loket uang lima puluh ribuan. Dia juga mengantarku hingga ke pesawat, aku tak sempat bertanya apapun karena pesawatku mau berangkat. Akupun hanya dapat tersenyum dan melambaikan tangan padanya dan dalam hati aku berkata “ya Allah, balaskanlah kebaikan orang itu, dan jika datang saat dihisab amalnya, jadikanlah amal ini sebagai pemberat yang lebih berat dari dosa2nya. Amin.” Sejak saat itu aku benar-benar paham maksud dari memberi lebih baik dari pada meminta, lebih tepatnya aku dibuat paham tentang itu. Meski sangat banyak kejadian yang terlewatkan, tapi aku cukupkan sekian karena tanganku juga ada batasnya.

2012-2013

Kamis, 13 Maret 2014

Bacaan Sedikit



Kebutuhan? Keinginan?
Kita sering mendengar yang namanya kebutuhan. Dimanapun kita berada kita pasti memiliki kebutuhan. Misal, kita membutuhkan air dan makanan untuk hidup, juga kita butuh melakukan kegiatan social karena kita adalah makhluk sosial. Tapi apa sebenarnya kebutuhan itu? Menurut KBBi, kebutuhan adalah sesuatu yang sangat diperlukan. Kebutuhan juga alas an setiap orang untuk berusaha. Kebutuhan ada banyak macamnya, tapi kita tidak akan membahas itu karena ini bukan pelajaran Ekonomi meskipun sejak tadi kita membahasnya.
Selain ada kebutuhan tentulah kita memiliki keinginan. Keinginan adalah sesuatu yang kita inginkan. Anak kecil menginginkan mainan, orang miskin menginginkan uang, dan lain-lain. Keinginan selalu hadir diantara kita dan tidak pernah bahkan tidak akan pernah lepas dari diri kita. Bagai bayangan yang selalu mengikuti kita dimanapun kita berada. Begitulah keinginan, namun yang jadi permasalahannya adalah apakah keinginan harus dipenuhi? Jawabannya iya, tidak ada orang yang keinginannya tidak ingin dipenuhi selama ia masih dapat berpikir jernih. Sepentingkah keinginan itu hingga harus dipenuhi? Memang keinginan harus dipenuhi, namun tidak pada saat itu. Kita harus berusaha mewujudkan keinginan kita, tentunya setelah kebutuhan kita terpenuhi.
Diatas kita telah membahas apa itu kebutuhan dan keinginan. Nah dari paragraf diatas, kita dapat menarik kesimpulan bahwa kebutuhan lebih penting dari keinginan. Tapi bukan berartti keinginan itu tidak penting. Namun kebutuhan harus didahulukan dari keinginan. Jangan sampai kau puasa sebulan penuh –selain ramadhan tentunya, hanya untuk beli iphone model baru.
Dewasa ini banyak orang yang menyalah artikan kebutuhan. Misalnya seseorang berkata ia butuh motor untuk pergi bersekolah, padahal ia dapat bersekolah dengan kendaraan umum. Jadi jikalau pun ia tidak memiliki motor ia masih dapat bersekolah tanpa hambatan. Dari jelas sekali bahwa ia merubah keinginannya menjadi kebutuhan. Kebutuhan adalah sesuatu yang mutlak harus ada, jika tak ada maka tidak akan berjalan kegiatan seseorang. Perilaku seperti ini dapat mebuat kita menjadi konsumen yang boros. Karena banyak hal yang sebenarnya tidak terlalu penting dijadikan kebutuhan oleh kita. Maka dari itu kita harus memahami tentang kebutuhan itu sebelum kita memutuskan apakah sesuatu itu kebutuhan atau hanya keinginan kita semata?
Membedakan mana yang kita butuhkan dan yang kita inginkan tidaklah terlalu sulit. Kita hanya perlu melihat lebih dalam dari diri kita, mana yang kita butuhkan ataupun yang kita inginkan. Toh kegiatan kita masih bisa berjalan tanpa sesuatu yang bukan kebutuhan.

Jumat, 07 Maret 2014

Sedikit Wacana



Masjidku Sayang Yang Terlantar
Sudah menjadi rahasia umum bahwa masjid yang dulunya adalah pusat kegiatan di sebuah kampung telah berubah menjadi tempat yang sering terbengkalai. Jika dulu orang datang ke masjid setiap pagi buta untuk beribadah dilanjutkan pada waktu dhuha lalu mengadakan pengajian di sana. Bahkan jika ada seseorang yang sedang kesulitan, mereka pasti datang ke masjid, sekarang mungkin pada waktu shalat saja hanya ada satu dua shaf yang berderet di masjid.
Hanya pada saat-saat event tertentu masjid menjadi ramai, namun setelah event tersebut telah lewat, maka masjid kembali sepi. Contoh kecilnya saja adalah ketika shalat tarawih pada bulan ramadhan. Hanya pada awal-awal ramadhan saja masjid ramai dikunjungi, namun setelah ketengahnya mungkin hanya ada satu shaf di masjid tersebut. Selain itu masih banyak kejadian serupa, seperti saat qurban dan acara lainnya.
Alasannya sangat beragam, mulai dari sibuk bekerja dan yang lainnya. Bahkan ada yang serta merta meninggalkan shalat karena terlalu sibuk dengan pekerjaan dan lainnya.  Padahal jika kita benar-benar berusaha untuk pergi ke masjid, maka pekerjaan bukanlah sebuah penghalang bagi kita. Kitalah yang selalu mengulur waktu dan terus-menerus berkata pada diri kita, “baru azan, belum komat nanti ajalah,” dan sebagainya. Bahkan seringkali seorang guru lebih mementingkan jam pelajarannya dari pada azan. Khususnya jika sudah sore dan sekolah sudah mendakati jam bubar, karena jam pelajaran yang juga bertepatan dengan azan asar jadi jika dipotong shalat, jam pelajarannya berkurang. Padahal shalat tepat pada waktunya adalah lebih utama dari pada menyampaikan pelajaran tepat pada waktunya.
Mari kita tengok masjid yang berada di dekat kita, apakah terlihat bagus dan terawat seperti bangunan lainnya di sekitar kita? Saya rasa jawabannya tidak, bahkan seringkali masjid ditemukan dalam keadaan terbengkalai dengan cat yang sudah keropos dan atap yang sudah jarang juga rumput liar yang tumbuh tidak beraturan disekitarnya. Sudah selayaknya bagi kita selaku muslimin dan muslimat untuk merawat masjid kita yang seharusnya menjadi tempat favorit kita. Seharusnya masjid menjadi tempat yang nyaman untuk beribadah dan memohon juga mengadu jika ada masalah juga lagi mengadakan pengajian dan masih banyak lain kegiatan lain yang seharusnya dapat kita lakukan dengan nyaman di masjid.
Marilah kita jadikan masjid sebagai rumah kedua untuk kita. Bagaimanapun juga, masjid adalah tempat yang seharusnya menjadi tujuan kita jika sedang tidak betah di rumah. Sudah selayaknya kita merawat dan menjaga masjid yang disebut rumah Allah swt. Apakah kita tidak malu menelantarkan rumah Allah yang maha esa? Mulai saat ini marilah kita jadikan masjid sebagai rumah kita tempat kita berteduh dan beribadah kepadaNya.