School Ghost part3
Karya : Muhammad Al-faruq Habiburrahman
“Fita, Nia
terimakasih telah membersihkan kelas kita kemarin.” Kata Zaki
sang ketua kelas ketika Fita dan Nia baru saja masuk ke dalam kelas.
“Ya,
sama-sama. Ngomong-ngomong di mana Ezra, aku tidak melihatnya?” kata Fita.
“Ezra
sedang pergi ke Lombok untuk menengok neneknya
yang sedang sakit.” Jawab Azka sambil menghampiri Nia dan Fita.
“Oh
begitu, pantas kemarin ia…” kata Fita terputus lalu menatap Nia.
“Gak
mungkinlah, kapan Ezra berangkat?” Tanya Nia yang sejak tadi hanya diam.
“Sepulang
sekolah kemarin ia langsung ke bandara, makanya ia izin untuk tidak piket.” Jelas Azka .
“Eh, lalu
yang itu siapa?” Tanya Nia kepada Fita.
“Mungkinkah,
hantu!” teriak Nia dan Fita sambil berpelukan.
“Tunggu-tunggu,
apa-apaan kalian ini? Hari baru saja dimulai, kelas sudah siap untuk dipakai,
lalu kalian datang kemari dan berteriak hantu! Apa maksudnya?” kata Faruq yang
sedari tadi hanya membaca bukunya, ia terdengar marah.
“Tidak ada
apa-apa kok. Se… semuanya kami mi… mi minta maaf ka… ka… lau kami mengganggu
kalian dengan keributan yang kami buat.” Kata Nia
terbata-bata, setelah itu ia langsung menarik Fita keluar dari kelas. Di luar
kelas, tepatnya di lorong kelas VII F yang sedikit gelap karena berada di
antara dua buah gedung yang menjulang.
“Nia
lepaskan aku bisa berjalan sendiri!” omel Fita.
“Maaf
tentang itu. Begini, aku tidak tahu mana yang benar dan mana yang salah. Azka
bias saja mendapatkan informasi yang salah dan ternyata Ezra pergi setelah
pulang dari les.” Kata Nia sambil mengatur napasnya yang masih
tersenggal-senggal.
“Oh, iya
ada yang mau aku katakana padamu kemarin, tetapi aku masih takut hingga tidak
sempat berdebat denganmu.” Kata Fita dengan nada kesal.
“Apa itu
Fit?” Tanya Nia .
“Apa kau
lupa? Saat pulang sekolah itulah bel terakhir yang kau dengar pada hari itu,
kauy tahu kenapa?” kata Fita balik bertanya.
“Hmm,
karena ketika bel pulang sekolah saklar belnya pasti otomatis padam.” Tebak Nia .
“Tepat,
lalu siapa yang menyalakan sakelarnya lagi hingga belnya berbunyi?” Tanya FIta
lagi.
“Aku tidak
tahu” jawab Nia singkat.
“Dalam hal
ini ada dua kemungkinana yang terjadi di sini.” Kata Fita
dengan nada sok dektektif.
“Apapun
itu yang satu pasti buruk.” Kata
Nia .
“Yang
pertama, ada sekelompok orang yang ingin menjahili kita. Yang kedua, yaitu benar rumor yang kau
bicarakan denganku.” Jelas
Fita panjang lebar.
“Aku tahu,
kita harus menyelidikinya.” Kata
Nia .
Pelajaran
pun mulai seperti biasa, dan hari pun berlalu seperti biasa. Tidak ada yang
laur biasa siang itu. Di dalam kelas
saat istirahat, terlihat Nia yang
mengajak teman-teman sekelasnya yang mau ikut bergabung untuk menyelidiki
kejadian aneh yang ia alami.
“Aku tidak
mau ikut campur dengan urusan yang seperti itu.” Kata Azka
menolak mentah-mentah.
“Hoo,
jangan-jangan kau takut dengan hantu itu ya? Aku ikut!” kata Zaki si ketua
kelas.
“Tenang
saja, apapun yang terjadi aku tidak akan pernah meninggalkanmu di belakang, aku
juga ikut!” Kata
Faruq .
“Bagaimanapun
juga, mencari informasi adalah prioritas kita sekarang.” Kata Zaki
lagi.
“Baiklah,
aku akan bertanya pada kakak kelas yang mungkin tahu akan hal ini.” Kata Faruq
sambil beranjak pergi meninggalkan tempatnya tadi.
“Aku ikut
kak Faruq saja.” Kata
Azka .
“Ya sudah,
kita berlima akan pergi mencoba mencari informasi mengenai sekolah ini. Apapun
itu jangan sampai ada yang tertinggal.” Kata Fita
member semangat.
“Zaki, karena
kau sering berinteraksi dengan guru, coba kau tanyakan pada mereka tebtang ini.
Lalau yang lain bias ikut atau mencari informasi dari mana pun itu.” Kata Faruq
menjelaskan strateginya.