Sabtu, 08 Desember 2012

Cerita Horror2


School Ghost part2
Karya  : Muhammad Al-faruq Habiburrahman
“Ih kau ini, membuatku jadi merinding saja.” Kata Fita agak kesal. Tiba-tiba terdengar suara bel sekolah berbunyi. “Teng… teng… teng…” tiga kali bel berbunyi, tanda bel masuk sekolah. Fita langsung bersembunyi di balik Nia.
“Hahaha, ini hanya bel sekolah tau! Apaan kau ini, dengan yang seperti ini saja kau takut.” Ledek Nia dan tertawa lagi.
“Eh, hanya bel sekolah?” Tanya Fita memastikan.
“Ya, ini suara bel sekolah yang biasa berbunyi dipagi hari.” Jawab Nia.
“Siapa yang membunyikannya?” Tanya Fita lagi.
“Kau lupa? Bel sekolah kita itu otomatis berbunyi, bel jam segini biasanya digunakan untuk kemah.” Jawab Nia.
“Hmm, iya juga ya. Ya sudah ayo kita pulang.” Kata Fita sambil mulai melangkah lagi.
Ayo!” kata Nia. Mereka berduapun pulang dengan hati yang tenang. Tanpa sepengetahuan mereka, ada seorang gadis yang seumuran dengan mereka telah menguping isi dari pembicaraan mereka tadi.
Jalanan semakin gelap, hari sudah sore dan menjelang malam. Dua orang gadis SMP sedang berjalan menuju rumah mereka masing-masing. Saat malam hari adalah waktu yang rawan bagi mereka, tapi mau bagaimana lagi? Kendaraan umum jarang ada yang lewat di depan sekolah mereka. Satu-satunya pilihan adalah dengan berjalan kaki. Ketika Nia dan FIta sedang berjalan di sebuah perempatan, dari jauh mereka melihat sesosok manusia yang sedang berjalan kearah mereka. Lama-kelamaan sosok itu mendekat, dan terus medekat. Ketika sudah berada di dekat Nia dan Fita ternya ta mereka mengenali orang itu.
“Ezra? Apa yang kau lakukan di sini? “ Tanya Fita segera setelah ia menangkap kalau itu adalah Ezra.
“Aku baru saja pulang dari tempat lesku di sana.” Kata Erza sambil menunjuk jalan yang tadi ia lalui.
“Oh, jadi tadi di kelas kau bilang jika ada urusan ternyata urusan itu adalah les ya?” gentian Nia yang bicara.
“Begitulah” kata Ezra dengan nada dan wajah yang dingin. Sebuah expresi yang tidak biasa di pakai oleh orang seperti Ezra.
“Rumah kalian kearah sana bukan? Jika ya, izinkan aku mengantar kalian.” Lanjut Ezra masih dengan wajahnya yang dingin.
“Ya, rumah ku kearah sana. Terima kasih sudah mau mengantar kami.” Jawab Nia sambil tersenyum.
“Aku juga kearah sana. Susul Fita. Ezra hanya diam tidak menjawab. Tanpa rasa curiga Fita dan Nia berjalan pulang ke rumah mereka ditemani oleh Ezra. Setelah mengantar Fita dan Nia, Ezra berjalan menuju entah ke mana. Tiba-tiba saja Ezra menghilang diantara rumah penduduk yang mulai menyalakan lampunya.

Bersambung Minggu Depan...

Cerita Horror


School Ghost
Karya  : Muhammad Al-faruq Habiburrahman
“Fitaaa! Cepat sudah sore!” terdengar suara Nia yang tengah menunggu temannya di lapangan sekolah.
“Ya, sebentar” kata Fita yang baru saja selesai mengikat tali sepatunya. Nia dan Fita baru saja selesai membersihkan kelas mereka. Seharusnya da lima orang yang piket hari ini, tetapi hanya Nia dan Fita saja yang mempunyai waktu kosong sore ini.
Lama sekali sih, apa saja yyang cewek seperti kau lakukan pada sore hari di sekolah?” kata Nia mengomeli Fita.
“Iya-iya kau minta maaf, tadi sepatuku sempat hilang. Tapi akhirnya ketemu juga dekat tempat sampah.” Kata Fita sambil berusaha menyamai langkah Nia.
“Ngomong-ngomong Fit…” kata Nia sengaja diputus.
Apa Nia? Sahabatku yang cantik, murah senyum dan baik hati.” Kata Fita yang berusaha membuat suasana lebih menyenangkan.
“Kalau berjalan di tengah sekolah berdua seperti ini, terasa menakutkan bukan?” Tanya NIa dengan muka serius.
“Hmm, mungkin itu hanya perasaanmu saja.” Jawab Fita sambil tersenyum.
“Fita, apa kau tahu sesuatu tentang gerbang sekolah kita?” Tanya Nia lagi.
Ada apa dengannya?” kata Fita balik bertanya.
“Apa kau pernah melihat orang yang membuka dan menutup gerbang?” Tanya Nia lagi.
“Mu… mungkin dia tidak mau ada yang melihatnya ketika sedang melakukan tugasnya.” Tebak Fita yang mulai ketakutan.
“Menurut rumot di sini, gerbang itu dibuka dan ditutup oleh… hantu!” kata Nia setengah teriak.
“Ha… han… hantu?” kata Fita terbata-bata.
“Ya, apa lagi jika bukan hantu?” Kata Nia.
“Hiii… ayo kita cepat pergi dari sini!” Fita mulai gemetaran.
“Menurut rumor juga, hantu itu…” belum selesai Nia berkata tiba tiba Fita berteriak histeris.
“Hyaaa… ayo kita cepat pergi dari sini!” Fita sambil menyeret Nia untuk lari.
“Hahaha, aku hanya bercanda. Apa kau benar-benar takut?” Nia benar-benar tertawa terbahak-bahak. Fita hanya tersenyum dan buru-buru melepaskan genggaman tangannya dari Nia.

Bersambung ke minggu depan...

Kamis, 06 Desember 2012

Kentang Besar


Menanam Kentang Besar
B
ertahun tahun yang lalu para imigran Irlandia menerima teori bahwa mereka dapat mengkonsumsi kentang besar. Sedangkan kentang kecil untuk untuk keperluan pembibihan. Mereka melakukannya selama beberapa waktu. Mereka makan semua kentang besar dan menanam kentang kecil.
Akan tetapi, tidak lama kemudian  mereka mulai memahami hokum alam lebih dalam. Saat mereka tetap menjalankan teori di atas, alam membuat kentang mereka semakin hari semakin kecil dan akhirnya menjadi sebesar kelereng. Para petani Irlandia belajar melalui pengalaman pahit. Bahwa mereka tidak dapat menyimpan hal-hal terbaik dari hidup untuk diri sendiri dan menggunakan sisanya untuk pembibitan.
Hokum alam menyatakan bahwa musim panen mencerminkan musim tanam. Menanam kentang-kentang yang kecil merupakan praktik umum dewasa ini. Kita sering mencoba menyimpan sesuatu yang terbai dari hidup kita untuk diri kita sendiri dan menanam barang yang kurang baik. Kita perlu mengingat apa yang dipelajari oleh para petani Irlandia, “Kita tidak dapat memakan semua kentang yang besar, namun masih berharap mendapatkannya selama bertahun-tahun.” Sungguh, panen mencerminkan musim tanam.
Tanyakan pada diri kita sendiri. Apa yang sedang saya tanam dalam hidup? Apakah panenan saya mencerminkan apa yang sudah saya tanam atau panenan  yang masih akan saya panen?
“Hanya ada satu hokum yang berlaku, engkau menuai apa yang kau tanam, tidak yang lainnya.”

Senin, 03 Desember 2012

Mythology and Legend


Mitologi dan Legenda
Dahulu kala, pada waktu nenek moyang anda ketakutan oleh suara Guntur dan kilat, mungkin mereka biasa mengatakan “Dengarkan! Tuhan langit sedang berteriak! Cahaya tersebut adalah kapak langitnya yang dilemparkan ke bumi keran ia sedang marah!”
Semakin lama cerita ini semakin rumit. Di seluruh dunia orang mewariskan cerita yang mencoba menjelaskan peristiwa – peristiwa alam. Misalnya mengapa malam mengikuti siang, atau siapa yang lebih dahulu menempatkan laki – laki atau perempuan di bumi. Kita menyebut cerita semacam ini dengan mitologi.
Mitologi Tentang Api
Di bagian dunia yang dingin di utara, api besar dinyalakan pada pertengahan musim dingin untuk membantu Matahari agar lahir kembali. Orang Yunani Kuno menceritakan dongeng bahwa Prometheus mencuri api dari Zeus, sang ketua para dewa, dan membawanya dari surge serta diberikan kepada manusia dalam bentuk alang – alang yang berlubang. Sangat marah atas pencurian ini, Zeus merantai Prometheus  ke batu karang, di mana hahtinya dimakan oleh burung elang setiap hari, tetapi terus tumbuh setiap malam.
Orang Tua Musim Dingin dan Ratu Musim Panas
Perubahan musim tampak misterius bagi orang – orang yang tidak mengetahui bahwa bumi melakukan perjalanan mengelilingi matahari. Orang Indian di Amerika Utara mempunyai ceitanya yang menjelaskan mengapa udara menjadi dingin di musim dingin dan panas di musim panas.
Orang Tua musim dingin tinggal di daerah utara yang dingin di sebuah kerajaan salju dan es. Suatu hari ia mulai berjalan ke selatan. Dimana pun ia berhenti, danau membeku, pohon berubah menjadi balok es, burung berjatuhan dari udara seperti batu. Orang – orang menjadi ketakutan, mereka berkerumun di sekitar api, menunggu kematian.
Glooskap, pemimpin mereka, melakukan perjalanan ke daerah selatan yang hangat, dan meminta Ratu Musim Panas agar membantu. Ratu itu membawa kehangatan dan sinar mentari untuk melelehkan es. Kemudian Glooskap melihat bahwa Orang Tua Musim Dingin juga meleleh, laksana patung salju meleleh dan menghilang di musim semi. “Tolong selamatkan dia,” Glooskap berkata kepada Ratu Musim Panas. Jadi selama enam bulan setiap tahun. Ratu Musim Panas tinggal di selatan, dan Orang Tua Musim DIngin memerintah di utara. Kemudian Ratu Musim Panas memaksanya kemnali ke kerajaan saljunya, dan membawa kembali musim semi.
Legenda
Legenda adalah cerita mengenai manusia nyata yang terkenal karena melakukan sesuatu yang berani atau luar biasa. Biasanya ada kandungan kebenarannya, tetapi cerita aslinya mungkin dilebih – lebihkan pada waktu orang menceritakannya dan menceritakannya kembali. Jika cerita tersebut sudah berabad abad usianya, mungkin tidak ada bukti yang menceritakan kepada kita apa yang sebenarnya terjadi.
Legenda Horatius
Horatius adalah plajurit Romawi, yang terkenal karena legenda tentang bagaimana dia mempertahankan kotanya dari serangan sekelompok tentara musuh. Musuh berkumpul di sisi sungai Tiber yang jauh, yang terlalu deras arusnya untuk direnangi. Satu – satunya cara untuk menyebrang adalah dengan menggunakan sebuah jembatan kayu. Horatius memanggil orang – orangnya, “Ambilah kapak dan potong jembatan itu di belakang saya. Saya akan mendorong mundur tentara tersebut.” Dia dan dua orang kawannya berlari ke tangah jembatan, tiga lawan sekelompok tentara. Pada waktu mereka melawan para penyerang, orang Romawi memotong – motong jembatan tersebut di belakang mereka. Horatius berteriak kepada teman – temannya, “Kembalilah! Jembatan akan roboh.”
Teman – temannya melompat mencari selamat, dan persis pada saat jembatan itu mulai jatuh ke air,dengan membawa dengan membawa selusin tentara musuh ke air, Horatius terjun ke dalam air juga, dan berenang dengan selamat ke daerah Romawi.
Anak Laki-Laki yang Berterus Terang
George Washington merupakan salah seorang Amerika yang paling mashur. Dia memulai hidupnya sebagai salah satu dari sepuluh anak yang dibesarkan disebuah pertanian di Virgina. Suatu hari,  pada waktu tidak ada yang mengetahui, George mengambil kapak kayu dan memotong pohon ceri ayahnya. Ayahnya sangat marah dan bertanya kepada setiap orang “Siapa yang memotong pohon ceri saya?” “Saya yang melakukannya, pak!” kata George. Ayahnya heran, “Kamu telah berterus terang dan berani mengaku sepenuhnya,” katanya. “Maka saya tidak akan menghukummu.” Ini merupakan legenda yang dibuat oleh sahabat – sahabat George karena tidak ada hal yang secara khusus diketahui tentang masa kecilnya, dank karena dia akhirnya menajdi presiden Amerika Serikat yang pertama.