School Ghost part2
Karya : Muhammad Al-faruq Habiburrahman
“Ih kau
ini, membuatku jadi merinding saja.” Kata Fita
agak kesal. Tiba-tiba terdengar suara bel sekolah berbunyi. “Teng… teng… teng…”
tiga kali bel berbunyi, tanda bel masuk sekolah. Fita langsung bersembunyi di
balik Nia.
“Hahaha,
ini hanya bel sekolah tau! Apaan kau ini, dengan yang seperti ini saja kau
takut.” Ledek
Nia dan tertawa lagi.
“Eh, hanya
bel sekolah?” Tanya
Fita memastikan.
“Ya, ini
suara bel sekolah yang biasa berbunyi dipagi hari.” Jawab Nia.
“Siapa
yang membunyikannya?” Tanya
Fita lagi.
“Kau lupa?
Bel sekolah kita itu otomatis berbunyi, bel jam segini biasanya digunakan untuk
kemah.” Jawab
Nia .
“Hmm, iya
juga ya. Ya sudah ayo kita pulang.” Kata Fita
sambil mulai melangkah lagi.
“Ayo !” kata Nia. Mereka berduapun pulang dengan hati
yang tenang. Tanpa sepengetahuan mereka, ada seorang gadis yang seumuran dengan
mereka telah menguping isi dari pembicaraan mereka tadi.
Jalanan semakin
gelap, hari sudah sore dan menjelang malam. Dua orang gadis SMP sedang berjalan
menuju rumah mereka masing-masing. Saat malam hari adalah waktu yang rawan bagi
mereka, tapi mau bagaimana lagi? Kendaraan umum jarang ada yang lewat di depan
sekolah mereka. Satu-satunya pilihan adalah dengan berjalan kaki. Ketika Nia
dan FIta sedang berjalan di sebuah perempatan, dari jauh mereka melihat sesosok
manusia yang sedang berjalan kearah mereka. Lama-kelamaan sosok itu mendekat,
dan terus medekat. Ketika sudah berada di dekat Nia dan Fita ternya ta mereka
mengenali orang itu.
“Ezra? Apa
yang kau lakukan di sini? “ Tanya
Fita segera setelah ia menangkap
kalau itu adalah Ezra.
“Aku baru
saja pulang dari tempat lesku di sana.” Kata Erza
sambil menunjuk jalan yang tadi ia lalui.
“Oh, jadi
tadi di kelas kau bilang jika ada urusan ternyata urusan itu adalah les ya?” gentian
Nia yang bicara.
“Begitulah”
kata Ezra dengan nada dan wajah yang dingin. Sebuah expresi yang tidak biasa di
pakai oleh orang seperti Ezra.
“Rumah
kalian kearah sana
bukan? Jika ya, izinkan aku mengantar kalian.” Lanjut Ezra masih dengan
wajahnya yang dingin.
“Ya, rumah
ku kearah sana .
Terima kasih sudah mau mengantar kami.” Jawab Nia
sambil tersenyum.
“Aku juga
kearah sana . Susul Fita .
Ezra hanya diam tidak menjawab. Tanpa rasa curiga Fita dan Nia berjalan pulang
ke rumah mereka ditemani oleh Ezra. Setelah mengantar Fita dan Nia, Ezra
berjalan menuju entah ke mana. Tiba-tiba saja Ezra menghilang diantara rumah
penduduk yang mulai menyalakan lampunya.