School
Ghost part7
Karya : Muhammad Al-faruq Habiburrahman
Hari sabtu
adalah hari yang terbaik untuk istirahat, sayangnya hari sabtu juga merupakan
waktu luang yang sangat biasa digunakan untuk membuat acara. Dan sayangnya juga
hari ini Nia dan kawan-kawannya sesama kelas VII F, ingin mengadakan acara di
sekolah.
“Huh, hari
inikan hari sabtu.” Keluh Rofiq.
“Kau ini
kerjanya hanya mengeluh saja, kau lelaki bukan? Jika kau lelaki berhentilah
mengeluh.” Kata Hendra teman baiknya Rofiq.
“Hendra
benar, lagi pula ini adalah kegiatan kelas, jadi nikmati saja apapun yang bisa
kita nikmati.” Kata Faruq secara tiba-tiba.
“Baiklah
terserah kalian saja…” kata Rofiq.
“Haha…
satu kosong untuk kau!” kata Azka yang muncul tiba-tiba juga. Disusul tawa yang
lain. Acara pesta kelas VII F diadakan di sekolah, tepatnya di aula cadangan
milik sekolah. Selain karena hari sabtu sekolah menjadi sepi, mereka lebih
memilih sekolah karena disana lumayan jauh dari perumahan. Sehingga tidak akan
mengganggu.
“Sebelum
kita mulai, ayo kita absen terlebih dahulu!” seru Zaki lantang. Setelah itu
Zaki pun mengabsen anak kelas VII F. Setelah mengabsen ternyata ada yang tidak
hadir, dua orang.
“Ada dua
orang yang tidak ke sini?” tany Zaki pada seluruh murid kelas VII F.
“Siapa
saja? Sepertinya lengkap semuanya.” Kata Zulfa, fan-nya Zaki.
“Tentu
saja itu kau Zaki” kata Cici yang langsung disusul tawa sekelas.
“Bukan,
selain aku masih ada dua orang lagi.” Bantah Zaki.
“Lantas
siapa?” tanya Zulfa lagi.
“Ezra dan…”
Kata Zaki belum sempat menyelesaikan kalimatnya.
“Masih
kurang satu!” teriak Agan.
“Siapa?” Kata
anak kelas VII F pada Agan.
“Seseorang
masih ada di kamar mandi!” umumnya lagi. Gayanya seperti ia akan memberitakan
sesuatu yang buruk akan terjadi.
“Hmm, itu
kau. Kau habis dari kamar mandi bukan?” kata Zaki menanggapi seruan Agan.
“Tidak,
masih ada seorang lagi yang di kamar mandi tadi.” Kata Agan.
“Mukanya
tidak terlalu kelihatan, tapi yang pasti rambutnya dikuncir dua seperti ini.” Kata
Agan sambil menggenggam kedua tangannya di samping telinganya.suasana hening
sejenak, tiba-tiba bel sekolah berbunyi “teng… teng… teng, teng… teng… teng.” Semua
murip pun kaget. Sekolah libur, pasti sekring bel dalam keadaan mati, lalu
siapa yang membunyikan bel?
“Semuanya
tenang jangan panik! Keluar aula ini dengan pelan-pelan dan jangan terburu-buru!”
seru Zaki kencang. Hampir bersamaan dengan seruan Zaki, tiba-tiba pintu aula
tertutup. Lampu aula pun mati-nyala, seperti sekolah ini menolak pesta kelas
VII F itu. Seluruh murid kelas VII F pun merasa ketakutan dan berlarian di
dalam aula yang tidak terlalu besar itu.
“Semuanya
diam!” teriak Azka sekuat tenaga. Semua orang pun diam dan berhenti di tempat.
“Apa-apaan
kalian ini, kalian sudah SMP masih saja takut dengan hal seperti ini. Bagaimana
kalian mungkin mengatasi masalah jika kalian langsung lari saat terjadi
sesuatu?” kata Azka lantang.